Senin, 16 Juni 2014

Mama 1

Mama tidur dulu ya sayang” kata Mama.
Aku menonton TV acara misteri, aku yang orangnya takut akan hal-hal gaib pergi ke kamar Mama supaya ditemanin nonton. Aku mendorong kamar Mama yang ternyata tidak terkunci. Aku sangat takjub melihat Mama yang sedang tidur karena Mama tidur hanya memakai BH dan CD. Aku sesak napas tak tahu harus bagaimana karena ini benar-benar kejadian yang tak diduga.
Aku mendekati Mama, Mama kalau tidur susah untuk dibangunkan jadi mungkin ini kesempatanku untuk merasakan tubuh Mama pikirku dalam hati. Dengan perasaan takut kubuka BH Mama. Begitu terbuka, aku sadar bahwa dada Mama sangat indah. Dada Mama tidak kalah indah dengan dada cewek jepang yang aku tonton di blue film. Kuremas-remas kedua dada Mama dengan ritme kadang keras kadang lembut, kuremas berulang-ulang.
“Akh.. Akh..” desah Mama walau pelan tapi aku mendengar.
Aku seperti mendapat lampu merah menghisap tetenya kanan kiri secara bergantian sedangkan tangan kiriku kuselipkan ke dalam CD Mama untuk memainkan Memek Mama.
“Sshh.. Shh” desah Mama tangan kiriku yang kuselipkan ke CD untuk memainkan Memek Mama terkena lendir Mama yang sudah keluar. Dada Mama yang kuhisap kedua puting Mama mengeras. Setelah puas menghisap dan menjilat puting Mama aku membuka CD Mama yang sudah sedikit basah sama lendir Mama sendiri. Kujilat, kuhisap dengan keras Memek Mama dan kumasukkan lidahku ke dalam Memek Mama.
“Ohk.. Ssh” desah Mama dan lendir Mama lagi-lagi keluar.
Aku ganti dengan mengocok Memek Mama dengan jari tangan kanan sementara tangan kiri mengelu-elus klitoris Mama yang membesar.
“Akhh.. Sshh.. Okhh” desis Mama agak keras tapi tetap dalam keadaan tidur. Aku tidak peduli Mama bangun atau tidak kukocok tangan kananku yang mengocok Memek Mama dengan cepat.
“Plok.. Plokk” bunyi kocokan Memek Mama lalu.
“Akhh.. Akhh. Yaa.. terus.. sampai” gunggam Mama yang disertai tubuh Mama mengejang dan mengeluarkan lendir banyak.
Aku tahu pada saat itu Mama pasti orgasme langsung saja kujilat Memek Mama yang masih berlendir.
“Wah benar-benar Memek Mama wangi dan lendirnya enak” kataku kubisikkan ke kuping Mama yang aku sendiri tidak tahu Mama masih tidur atau sudah bangun.
Mama masih mengatur napas karena habis orgasme, tapi aku nekat dengan mencium mulut Mama dan memasukkan lidah ku ke dalam mulut Mama. Ternyata Mama membalas kulumanku dan memainkan lidah Mama dengan lidah aku, lama sekali kami saling menghisap dan mengulum. Tapi tanganku tidak diam. Tanganku meremas buah dada Mama, memilin puting Mama yang menyebabakan Mama mendesis.
“Okhh.. Akhh”.
Tubuh Mama tiba-tiba mengejang lagi tang menandakan Mama orgasme untuk ke-2 kalinya.
“Akhh.. Okkhh.. Datang.. Nikmat” gunggam Mama lagi tetapi tidak menampakkan Mama akan bangun.
Lagi-lagi cairan Mama keluar. Aku tidak berani membuat Mama melakukan oral kepadaku karena takut Mama tahu aku berbuat mesum padanya. Makanya aku langsung memasukkan kontolku ke Memek Mama yang sudah basah. Walaupun Memek Mama basah tapi kontolku ynag besar tidak dapat masuk. Aku akui kontolku besar dan panjang tapi setelah kucoba-coba akhirnya dapat masuk.
“Okhh… Shh..” desah Mama waktu kontolku masuk ke Memek Mama.
Memek Mama sempit, aku sangat sulit menggerakkan kontolku. Memek Mama terasa nikmat yang membuat aku melayang syraf-syaraf dan otot-otot Memek Mama memijit kontolku. Mama pun seperti cacing kepanasan menggoyangkan pantatnya tidak beraturan yang membuat kontolku akhirnya masuk seluruhnya ke Memek Mama.
“Akkhh.. Okhh” desah Mama sambil mengejang dan itu membuat aku kaget karena Mama orgasme ke-3 kalinya. Dan cairan Mama yang keluar agak memudah kan aku melakukan gerakan kontolku di Memek Mama. Mama merenggangkan kedua pahanya untuk memudahkan aku menggerakkan kontolku. Mula-mula kukocok pelan-pelan, lalu selanjutnya berirama kadang pelan kadang cepat yang semakin membuat Mama mengugam.
“Akhh.. Teruus nikmat.. Yaa” aku semakin bersemangat, mulai menganti posisi Mama sekarang Mama telungkup dan pantatnya kubuat menungging, dengan gaya doggie style ini aku merasa nikmat dan Mama pantatnya mengikuti irama goyangan kontolku, otot Memek Mama mengedut dan aku yakin Mama orgasme, ternyata Mama orgasme untuk ke-4 kalinya.
Aku juga mengedut dan muncratlah spermaku di Memek Mama, bahkan aku yakin spermaku menymprot rahim Mama karena kontolku di Memek Mama selalu kena rahimnya.
“Akhh.. Akhh” desah Mama.
Aku tak puas lalu kupangku Mama dan wajah kami berhadapan lalu kumasukkan kontolku ke Memek Mama. Plleess.. bunyinya.
“Akkhh..” desah Mama.
Kukocok dengan berirama, aku dan Mama orgasme berbarengan sambil kami mengulum. Kudiamkan sebentar kontolku dalam Memek Mama. Kukeluarkan, plop bunyinya. Kucium kening Mama dan kuusap rambutnya. Kulihat Mama sangat lelah dengan keringat yang bercucuran, ku bisikkan ke telinga Mama.
“Lain kali lagi ya Ma, Mama sangat enak Memeknya” lalu aku matikan TV dan pergi ke kamar sebelum tidur kulihat jam ternyata jam 3 dini hari aku selesai main sex dengan Mama.
Kesokannya..
Pukul 17.00, aku berenang dengan santainya, aku tidak canggung kalau bertemu Mama begitu juga dengan Mama seperti tidak tahu kejadian semalam.
“Yo Mama ikut berenang donk” kata Mama yang begitu aku berbalik melihat Mama sudah memakai bikini untuk berenang, dan aku yakin bahwa Mama tidak memakai apa-apa selain bikini itu. Mama lalu masuk ke kolam dan menuju ke aku.
“Ajarin Mama berenang donk Yo” kata Mama agak manja. Aku yang mendapat kesempatan langsung berpikir bagaimana caranya untuk menyetubuhi Mama lagi.
“Begini ya Ma, Yoyo akan ngajari Mama tapi Mama harus nuruti kata Yoyo. Gimana Ma, mau enggak?” tanyaku.
“Boleh” kata Mama sambil tersenyum.
“Pertama kita pemanasan dulu Ma” kataku.
Lalu aku membelai dada Mama yang montok. Aku melihat Mama diam saja sambil napas Mama terlihat sesak, aku mulai membuka bikini atas Mama.
“Jangan Yo ada Bi Inah dan Bi Pur” kata Mama.
“Enggak pa.. pa.. Ma enggak ketahuan kok” balasku.
Mama diam saja, segera aku menjilat dada kanan Mama dan memilin puting kiri Mama dengan tangan.
“Akhh… akhh, kamu mulai bandel ya.. Yo” kata Mama sambil mendesah.
Kucium mulut Mama dan Mama membalas dengan memasukkan lidahnya dan menghisap kidahku serta meludahi aku. Kami bermain lidah sangat lama.
“Yo masukin donk, Mama enggak tahan nih akhh..” kata Mama.
Aku lalu menaikkan tubuh Mama ke pinggir kolam lalu membuka bikini yang melindungi Memeknya. Begitu terbuka kulihat lendir Mama sudah keluar segera saja kuhisap, kujilat dan kumasukkan lidahku dalam Memek Mama.
“Akkh.. Okhh enak Yo Memek Mama sangat enak” kata Mama.
“Ma aku kan membuat Mama lebih baik tapi Mama tidak boleh main sex dengan siapapun termasuk Papa” kataku sambil mengocok-ngocok Memek.
“Iya Yo, Mama kan budak sex mu, cepat Yo masukkin kontolmu ke Memek Mama akkhh.. Sshh” jawab Mama.
Aku naik ke pinggir kolam lalu mendudukan Mama di atas pangkuanku dengan wajah kami bertemu “bleess” bunyi kontolku ke Memek Mama.
“Wah, Mama sudah bisa ya nampung Kontol Yoyo” candaku.
“Kan kemarin sudah latihan ama kamu” kata Mama.
Lalu aku sadar bahwa Mama kemarin suka melakukan sex denganku. Dengan semangat kupompa dengan cepat.
“Akkhh.. Yess.. Enak sayang.. terus” teriak Mama.
Senyumku melebar dan aku pun mencium mulut Mamaku yang dari tadi mendesis dengan disertai pompaanku yang cepat.
“Sayang.. Saayangg Mama datangg” teriak Mamaku. Lalu kurasakan mani Mama menyiram kontolku yang masih memompa Mama. Tubuh Mama menegang dan memelukku dengan kuat, tapi tiba tiba Bi Inah kulihat datang.
“Kenapa sayang kamu mau main di kolam sama Mama?” tanya Mama.
“Iya Ma habis Bi Inah datang”jawabku.
Aku senderan di dinding kolam sedangkan Mama berhadapan denganku. Mama lalu masuk ke air dan tanpa kusadari Mama melakukan oral kepadaku. Mama hisap, jilat pokoknya Mama melakukan yang hebat dan membuat aku mendesah.
“Akhh”.
“Kenapa Den?” tanya Bi Inah. Aku kaget.
“Enggak pa.. pa.. Bi” jawabku.
Lalu Bi Inah ke dalam dan aku orgasme tapi Mama meminum spermaku sekaligus minum air kolam. Kutarik Mama.
“Enggak pa.. pa.. Ma?” Tanyaku.
Waktu mama mau menjawab, kucium mulut Mama dan kumasukkan kontolku ke dalam Memek Mama dengan gaya aku seperti mengendong Mama. Lama kami melakukannya dan Mama memeluk erat-erat, tubuhnya mengejang dan orgasme Mama untuk ke-2 kalinya. Aku yang masih bangun menyuruh Mama naik lagi ke luar kolam dan Mama ku suruh menungging. Kali ini aku masukin kontolku ke lubang pantat Mama.
“Ma, kita anal sex yuk?” tanyaku.
“Jangan Yo, Mama belum pernah” jawab Mama.
Tanpa memperdulikan jawaban Mama kumasukkan dengan paksa ke pantat Mama walau pun lama akhirnya masuk juga.
“Penuh Yo.. Sakit” teriak Mama.
Aku tak peduli tetap kukocok tak berapa lama Mama menggoyang pantatnya untuk mengimbangi kocokanku.
“Enak Yo.. Shh.. Yang keras Yo” teriak Mamaku.
Kupercepat lajuku, kontolku mengedut dan tubuh Mama mengejang lalu kami sama-sama orgasme.
“Akhh Mama datang sayang” teriak Mama.
“Akhh Memek Mama enak juga” kataku.
Setelah kami selesai sex. Kami mandi berdua lagi dan melakukan sex lagi. Terus-terusan kami melakukannya dimana ada kesempatan, entah saat mandi, malam ketika Papa keluar kota, di mobil, dan kami juga menyewa hotel jika kondisi tidak aman tapi kami ingin melakukan sex. Pokoknya kami melakukannya setiap hari baik itu dimana tempatnya.

Aku memasuki kelas 2 SMU..
Papa ingin merayakan pernikahan Mama dengan Papa dengan liburan dari kantor untuk 3 orang selama 2 hari, aku pun ikut dalam liburan tersebut. Memang Mama masih menepati janjinya untuk bermain sex hanya dengan aku, tapi aku merasa Mama akan mau melakukan hubungan badan karena ini hari pernikahan mereka. Makanya aku pun berhasrat untuk minta ikut. Mama tahu alasan sebenarnya aku ikut makanya Mama mengiyakan permintaanku. Liburan ini benar-benar liburan buat kami tapi tidak untuk Papa makanya liburan akan ulang tahun pernikahan mereka menjadi hubungan sex antara Ibu dan anak.
Pukul 14.00, kami tiba di^^^. Hotelnya bagus. Papa memesan 2 kamar. Aku melihat Papa mencium Mama tapi Mama menolak karena Mama melihat mataku yang menatap Mama dengan tajam.
“Kamu kok selama ini menolak apapun permintaanku, bahkan untuk kucium aja kamu nolak” tanya Papa.
“Malu kan dilihat orang” hindar Mama.
Telepon Papa berbunyi dan Papa ngomong sebentar lalu menghentikan pembicaraannya. Kamar aku dan ke-2 orang tuaku bersebelahan, aku mau masuk lalu kudengar.
“Ma, Papa pergi dulu ya maaf, nih ntar Papa baliknya jam 21.00″ kata Papa ke Mama.
Aku masuk kamarku, kutunggu selama 4 menit dan keluar kamar sambil melihat Papa ada atau tidak. Kulihat tak ada Papa maka aku pun membuka kamar Mama yang ternyata tidak terkunci. Aku masuk dan merantai pintu kamar, kulihat Mama sudah telanjang bulat tanpa apa-apa mendekat kepadaku. Diciumnya bibirku, akhirnya kami saling mengulum. Mama menundukkan wajah ke celana jeansku, dan membuka celanaku dan CDku. Dengan cepat aku juga membuka bajuku. Sekarang kami sama-sama telanjang bulat.
Mama mengulum kontolku, menjilat, mengocok.
“Akhh” desahku.
“Kontolmu lebih dahsyat 100x dari pada Kontol papamu” kata Mama.
Dengan kehebatan Mama dalam oral aku orgasme. Cpreett.. Cepreet.. suara dalam mulut Mama dan Mama pun menelan spermaku tanpa ada yang tersisa.
“Enak sekali spermamu sayang” kata Mama genit.
Aku membawa Mama ke ranjang lalu aku melakukan oral ke Mama. Kuhisap jilat klirotis Mama, sedangkan tangan kanan mengocok pantat Mama, lalu tangan kiri bermain aktif dengan buah dada Mama, kuremas-remas dengan ganas.
“Akhh.. Teruuss Yo” desah Mama.
Kumainkan posisi ini dengan lama, Mama pun mengejang.
“Akkhh.. Memekku.. Aku.. Datang sayaanngg” teriak Mama sekeras mungkin.
Kurasakan dimulutku lendir Mama keluar dari Memeknya, sedangkan tangan kananku merasa keluar lendir juga dari lubang pantat Mama. Kujilat dan kutelan lendir Mama baik yang di Memek dan lubang pantat Mama. Kucium Mama lalu kutanya.
“Siap Mamaku sayang” Jawab Mama.
“Terserah kamu dan kontolmu say, pantat, buah dada, Memek Mama semuanya hanya milikmu”.
Dengan semangat Mama membuka pahanya lebar-lebar, tapi Mama salah karena kumasukkan kontolku ke lubang pantat Mama.
“Ukhh.. Sshh” desah Mama.
Dengan Mama yang berlendir dan selama ini kami berhubungan sex, mengakibatkan Mama tidak kesusahan menerima kontolku. Tak berapa lama Mama mengaitkan kedua kakinya ke pinggangku dan tubuh Mama menegang.
“Oohh.. Yeeaahh” teriak Mama.
Kurasakan daging di lubang pantat Mama mengurut kontolku dan menyiram dengan lendir Mama. Aku tak peduli Mama orgasme, tetap kupompa lambat, cepat, lambat dengan berirama. Lalu aku menelungkupkan Mama dan membuat Mama menunging, kumasukkan kontolku tetap pada lubang pantat Mama. Mama mengoyangkan pantatnya sesuai gerakanku. Sepertinya gairah Mama naik lagi, karena Mama mendesis.
“Oohhk.. Uhkk.. Yeaa” sambil tetap mengimbangi gerakanku. Kontolku semakin besar dan gerakan Mama juga semakin liar,
“Ma, Yoyo datang” kataku.
“Tahan Yo datangnya sama Mama ya sayangg.. Okhh” balas Mama.
Tak berapa lama aku dan Mama orgasme berbarengan. Di pantat Mama Bercampur benih kasih cinta spermaku dengan mani Mama.
Kulihat jam ternyata sudah jam 18.00, “Ma pindah yuk ke kamar Yoyo” ajakku, “Ntar Papa jadinya enggak bisa main sama Mama” kataku lagi.
“Ayuk lagipula Mama inikan milikmu sayang” kata Mama sambil mengulum mulutku.
Kontan gairahku naik lagi tapi sempat kutahan, dan meminta Mama pindah. Kami pun pindah ke kamarku, lalu kami main lagi.
Aku dan Mama meneruskan permainan panas kami di kamarku. Aku dan Mama mencoba berbagai posisi seks, dan Mama menyukai permainanku. Tapi pada saat Mama mencapai orgasmenya pada saat ke sekian kalinya, tiba-tiba pintu kamarku ada yang mengetuk. Mama dan aku kaget karena ketukan itu dan dengan segera kami menghentikan permainan cinta kami.
“Siapa?” tanyaku, yang kemudian disusul Mama menuju ke kamar mandi.
“Ini Papa yo” jawab si pengetuk.
Pada saat itu juga kepalaku kosong. Aku tidak tahu apa yang aku lakukan selanjutnya karena yang mengetuk pintu kamarku adalah Papa. Aku segera merapikan tempat tidurku dan melap sisa-sisa cairan cinta Mama dan aku yang tercecer. Aku ke kamar mandi dan memberi tahu Mama bahwa yang mengetuk pintu adalah Papa. Mama kusuruh agar pura-pura mandi dan tenang saja karena aku yang akan menemui Papa. Terdengar ketukan lagi.
“Yo.. Yoyo”. Aku segera membuka pintu dan keluar menemui Papa.
“Kamu kok lama?” tanya Papa.
“Maaf Papa tadi yoyo ngantuk banget jadi agak lama bukain pintu” kataku.
“Mama ada di kamarmu yaa?” tanya Papa.
“Iya, tuh sedang mandi” kataku.
“Papa cuma mau bilang bahwa Papa harus pulang dulu karena urusan kerja, jadi kamu nemanin Mama saja liburan di sini” kata Papa.
“Udah ya, Papa cuma mau ngasih tahu itu saja kok, dan nanti tentang biaya liburan tagihannya kirim saja ke kantor biar kantor yang bayar” kata Papa sambil pergi.
Aku terdiam sesaat lalu sambil tersenyum aku masuk ke kamar, dan memberi tahu ke Mama tentang kabar baik ini. Mama pun senang dan kami melanjutkan permainan cinta kami sampai liburan berakhir.
*****
Pada saat aku memasuki kelas 3 SMU, hubungan Mama dan Papa semakin lama semakin merenggang, dan Papa pun mulai sibuk pergi meninggalkan rumah, maka Mama dan aku pun semakin mempererat hubungan indah antara kami berdua.
*****
“Akhh.. Akhh” (sekarang aku dan Mama sedang memacu cinta di kantor Mama, karena pada saat itu aku mengunjungi kantor Mama karena aku di tawari Mama untuk kerja di kantor Mama apabila aku sudah lulus SMU).
“Truss yo.. Akhh.. Sshh” desah Mama.
Aku pun mempercepat kocokanku di Memek Mama, Mama waktu itu posisinya berdiri menghadap tembok dan Mama membelakangi aku, sedangkan aku masukan kontolku ke Memek Mama sambil mengangkat kaki kanan Mama. Jadi saat itu Mama berdiri hanya dengan kaki kiri dan bertumpu pada tembok. Waktu itu kami telanjang bulat alias tidak ada sehelai pun baju yang menempel di Mama dan aku.
Mama menggoyangkan pantatnya dengan cepat yang membuatku harus mempercepat kocokan kontolku untuk mengikuti gerakan pantat Mama. Memek Mama yang sudah basah tiba-tiba mengedut seperti sedang memeras kontolku.
Memek Mama terasa menyemprotkan air mani ke kontolku. Mama menggoyangkan pantatnya berkali-kali, aku hanya diam karena aku tahu Mama sedang menikmati datangnya orgasmenya. Kontolku tetap tidak kugerakkan, Mama sudah mulai tenang sambil mengambil napas. Aku keluarkan kontolku dari Memek Mama.
“Kok dilepasin yo..?” tanya Mama.
Tanpa menjawab kumasukkan kontolku ke lubang pantat Mama. Aku begitu mudah masukkan kontolku karena lubang pantat Mama sudah licin dengan cairan di lubang pantat Mama dan kontolku yang masih basah karena mani Mama bekas orgasme tadi.
“Kamu memang pintar sayang” puji Mama.
Aku mengocok lubang pantat Mama dengan irama, Mama pun mengikuti iramaku sepertinya Mama sudah gairah lagi dan tenaga Mama sudah pulih.
“Okhh.. Yeeaahh” desah Mama.
Aku tidak perlu khawatir kalau Mama teriak sekali pun karena kantor Mama seruangan penuh yang terletak di lantai paling atas, karena Mama adalah presiden direktur di perusahaan yang sebenarnya milik Papa, tapi diserahkan ke Mama karena Papa mengurusi perusahaan Papa yang satunya. Singkatnya Papa memiliki 2 perusahaan.
Aku yang masih memompa lubang pantat Mama juga memainkan Memek Mama yang ternyata sangat basah dan beberapa kali juga tanganku merasakan lendir Mama yang keluar dari Memek Mama. Sekian lama aku juga akhirnya orgasme yang pada saat itu juga Mama orgasme.
“Aakkhh.. Sa.. Sayangg, Mama nikmaatt” teriak Mama. Orgasme kami menyatu dan tubuh Mama dan aku jadi hangat walau di tempat ber-AC.
Mama tampak lelah sekali, tapi aku belum. Mama yang duduk di sofa ruangan Mama, aku mendekat lalu aku duduk di lantai dan langsung saja wajahku kudekatkan ke Memek Mama lalu kujilat-jilat dan kuisap sisa-sisa lendir Mama yang masih ada di Memek Mama.
“Kamu doyan sama memek Mama?” tanya Mama.
“Memek Mama enak sih” jawabku yang masih menjilati Memek Mama.
Mama tidak menjawab yang keluar dari mulut Mama hanya lenguhan dan rintihan. Memek Mama mulai basah lagi. Sekarang yang kujilat adalah klitoris Mama. Sementara tangan kiriku menggantikan mulutku yaitu mengocok-gocok Memek Mama. Sedangkan tangan kanan meremas dada Mama yang sangat indah. Kulakukan itu sampai Mama orgasme untuk kesekian kalinya. Segera tanpa mengistirahatkan Mama kumasukkan kontolku ke Memek Mama.
“Akkhh.. Shh.. Kamu hebat sekaalii sayangg” kata Mama.
Sambil mengocok Memek Mama, kucium mulut Mama dan kumasukkan lidahku, Mama membalasnya. Mama dan aku saling melumat sementara goyangan pantatku diimbangi oleh Mama yang bangkit gairahnya. Aku menghentikan kocokan.
“Ma Yoyo mau kencing dulu” kataku yang mau mencabut kontolku.
“Akhh.. Jang.. Jangan yo Mama juga mau kencing.., Sshh jadi kencing aja di memek Mama, Mama kan belum pernah dikencingin kamu” jawab Mama. Aku kaget setengah mati, tapi kemudian Mama mengejang.
“Yo Mama kencing nih” kata Mama.
Aku yang kaget ikut kencing juga. Aku kencing di dalam Memek Mama dimana saat aku kencing Mama juga kencing. Sambil kencing ternyata Mama menggerakkan pantatnya, aku paham sambil kencing kukocok Memek Mama. Kocokanku membuat air kencing kami keluar. Dari Memek Mama keluar air warna kuning yang bertumpahan dengan disertai bercampurnya air kencingku dengan lendir Mama.
Kontolku kukeluarkan, maka tumpahanlah air kencing aku dan Mama dari Memek Mama. Karpet kantor pun basah karena air kancing dari Memek Mama. Aku duduk di sofa dan Mama kutarik, sekarang yang kuinginkan Mama duduk di pangkuanku tapi membelakangiku. Mama menggoyangkan pantatnya yang masih belum kumasuki kontolku.
“Masukin dong memek Mama dengan kontolmu yang gede itu yo” pinta Mama. Kuturuti tapi lubang pantat Mama yang kumasuki kontolku.
“Ohh.. Gak apa-apa Ma.. Ma enak.. Bangett” desah Mama.
Kukocok kontolku di lubang pantat Mama dimana tanganku juga mengambil peranan penting yaitu mengocok Memek Mama dengan tangan kiri dan mengelus-elus klirotis Mama yang basah dengan tangan kanan. Diposisi ini Mama sangat hebat, akibat kocokan Kontol dan mainan tanganku membuat Mama menggerakkan pantatnya dengan liar, mendesah sambil berkata kotor, dan tak luput Mama meremas-remas dadanya sendiri. Agak lama kami di posisi ini, tangan Mama memegang kuat sofa, Memek Mama mengedut.
“Akhh.. Maaf yo Mama sampe duluan..”
Ternyata Mama orgasme duluan dan aku pun menyusul. (Inilah pertama kalinya kami bermain cinta di kantor Mama). Aku masih mendiamkan kontolku di lubang pantat Mama, setelah agak mengecil kukeluarkan kontolku. Aku menuju toilet di ruangan itu dan sekembalinya Mama masih telanjang sambil mengambil napas.
“Kok belum ganti pakaian Ma?” tanyaku.
“Ntar deh Yo, Mama masih capek banget nih” kata Mama. Aku ikut menemaninya duduk di sofa samping Mama sambil memeluk Mama seperti sepasang kekasih.
*****
Setelah aku lulus SMU, aku bekerja di kantor Mama. Kami juga semakin sering mencari kepuasan di rumah, karena Papa dan Mama bercerai atas permintaan Mama, dan Papa juga menyetujui. Mama dan aku semakin bebas layaknya suami istri. Aku juga sering memainkan Memek dan lubang pantat Mama dengan vibrator dan dildo ukuran besar yang aku beli. Dan Mama sangat menikmati jika aku memasukkan kontolku ke Memek Mama dan bersamaan dengan dildo kumasukkan ke lubang pantat Mama, atau sebaliknya. Sampai aku menikah pun hubungan kami masih terus berlanjut dan tidak ada yang memisahkan hubungan kami.
Tapi yang pernah membuatku jantungan adalah Mama juga pernah main dengan istriku di rumah. Aku dan istriku memang tinggal di rumah Mama karena aku tidak ingin pergi jauh dari Mama. Aku yang pernah menangkap Mama dan istriku sedang saling memuaskan, mereka ketakutan tapi aku tidak marah bahkan aku juga sering main threesome dengan Mama dan istriku. Tapi mereka kuberi syarat bahwa mereka boleh bermain tapi harus melapor denganku dan jangan bermain sex dengan lelaki lain.
Mereka mengerti terutama Mama sebagai orang yang paling kusayangi dan paling sering memadu cinta. Mama, aku, dan istriku hampir setiap malam bermain threesome. Tapi istriku telah kuberi pesan khusus bahwa kelak anak kami tidak boleh incest dengannya maupun aku, karena aku tidak ingin anak-anakku rusak, cukuplah aku saja.
Begitulah indahnya hubungan ibu dan anak


TAMAT
Ryan meletakkan tangannya di atas celana pendek nya, menekan ringan di bawah ereksi. Dia mulai geser tangannya atas dan ke bawah poros di panjang, stroke lambat.

Dalam kegelapan total kamar tidurnya, dengan tidak ada suara kecuali untuk kipas langit-langit, Ryan punya waktu untuk berpikir. Dia berpikir tentang ibunya, Kristi. Dia berpikir tentang jubah yang dipakainya ke dapur setengah jam sebelumnya, ketika dia tidak mengharapkan untuk menemukan di sana. Sebelum mengencangkan sabuk di sekitar jubah dalam upaya kesusilaan, Ryan telah ditawarkan suatu visi yang tak terduga sebagian payudaranya terekspos.

Kemaluannya tanpa sadar bangkit dari tubuhnya sebagai Ryan mengingat pemandangan itu. Dia menggosok lebih keras, tapi masih dengan santai. Dia lebih untuk memikirkan.

Sejak ayahnya meninggalkan pada perjalanan bisnis empat hari lalu, Ryan melihat perbedaan pada ibunya. Ia jauh lebih perhatian anak sembilan belas tahun lamanya, jauh lebih banyak bicara, bahkan hampir menjadi genit. Pakaiannya tampak lebih mengungkapkan dan dia tidak pernah mengenakan bra di rumah, untuk pengetahuannya. Kemudian insiden jubah.

Ryan menyelipkan tangannya ke dalam celana pendek dan dia mencengkeram kemaluannya. Ia yakin ibunya telanjang di bawah jubah ketika ia melihatnya. Dia berpura-pura terkejut ia berada di dapur. Apakah dia benar-benar terkejut? Atau hanya menunjukkan?

Dia membelai dirinya sedikit lebih cepat. Ryan menutup matanya dan membiarkan dirinya untuk membayangkan menggunakan tubuhnya untuk menahan ibunya melawan kulkas. Dia melepaskan ikatan sabuknya. Jubah jatuh terbuka.

# # #

Kristi duduk di tepi tempat tidurnya, jauh di dalam kontemplasi. Jubahnya berbaring dibuka, akibat dari niatnya untuk melepasnya, tapi tertunda oleh musyawarah nya. Sesaat kemudian dia berdiri dan berjalan di depan cermin meja rias besar. Dia menarik jubah off dan biarkan tenggelam ke lantai di belakangnya.

Kristi menatap tubuh telanjang yang menghadap ke arahnya di cermin. Dia mencoba menempatkan dirinya di tempat-tahun sembilan belas rumah tua orang lain dari perguruan tinggi, misalnya. Apakah dia akan tertarik dengan payudara dia melihat? Apakah perut terlalu besar? Pinggul terlalu lebar?

Dia berlari kedua tangannya di payudara dan menarik puting kecil. Kristi merasakan kulit halus perut dan pahanya. Lalu ia ragu-ragu sebelum merasakan rambut, pendek lembut vaginanya. Sebuah jari tunggal jatuh ke celah dan dia mengikutinya sampai ke klitorisnya. Dia basah.

Tiga puluh detik kemudian, dia berjalan keluar dari kamar tidur dan melangkah diam-diam di lorong. Tidak ada lampu keluar dari setiap kamar. Dia bisa saja benar-benar sendirian. Tapi ia tidak.

Ryan berbaring dalam kegelapan kamarnya, satu tangan menarik celana ke bawah cukup jauh untuk memungkinkan pihak lain untuk melakukan masturbasi ayam kaku. Penyerapan dirinya adalah mutlak; tidak ada di dunia, kecuali pikiran dan kemaluannya.

Kristi memasuki dunia ini melalui pintu kamar yang setengah tertutup. Ada hampir tidak cukup hanya cahaya untuk memberinya sedikit apa yang terjadi di tempat tidur. Dia menyelinap ke ruang dengan kaki telanjang, berdoa tidak ada yang tergeletak di lantai untuk tersandung. Ketika ia yakin ia masih diperhatikan, Kristi memicingkan mata dalam upaya untuk mengkonfirmasi kesan pertama.

Memang, anaknya panik menggosok kemaluannya. Dia berdiri di tempat, pasti sekarang dari langkah berikutnya.

Ryan mengambil keputusan keluar dari tangan nya dengan kepalanya berputar ke arahnya. Sesuatu-dia tidak tahu apa-mengatakan bahwa ia ada di sana. Ryan membeku di tempat, terlalu kaget untuk bereaksi dengan cara lain. Matanya disesuaikan terbaik yang mereka bisa dan dia segera menyadari ibunya telanjang.

Meskipun tidak dapat membuat keluar setiap detail, gambaran mental tentang tubuh telanjang di dapur rupanya tidak terlalu jauh. Sementara itu, ia telah mempertahankan cukup kontrol atas tangannya untuk meletakkan kemaluannya kembali ke dalam celana pendeknya.

Kristi mendekati tempat tidur dan sejumlah kecil cahaya bulan dari jendela kamar menambahkan lebih detail untuk siluet nya. Tidak ada kata yang terucap, tetapi banyak hal melayang di sekitar baik dalam pikiran mereka.

Kristi adalah orang yang memprakarsai pertemuan dan ia akan menjadi satu untuk melanjutkannya. Ketika ia sampai ke sisi tempat tidur Ryan, dia berlutut dengan kakinya. Dia mengulurkan satu tangan dan meletakkannya persis di mana tangan Ryan sudah beberapa saat sebelumnya, langsung di atas kemaluannya.

Menggigil Sebuah tembakan melalui seluruh tubuhnya. Dia hard rock dan sangat, sangat panjang. Kristi ayam tertutup dalam kepalan tangannya, mengambil segenggam celana pendeknya bersama dengan itu. Dia tidak mencoba untuk melakukan apa pun kecuali menahannya dan merasakan kehangatan. Jantung berdebar Ryan mengirim gelombang setelah gelombang darah melalui ayam dan Kristi merasa hasilnya.

Setelah stroke tentatif tunggal, ia melepaskan ayam. Tangannya bergerak ke pinggang celana pendek Ryan dan dia mereka di bawah lutut sangat cepat. Ryan mengangkat satu kaki keluar dari mereka untuk membiarkan dirinya lebih banyak gerakan.

Kristi menatap kemaluannya selama beberapa detik, dan kemudian meletakkan tangannya di bawahnya. Pada saat yang sama, dia membungkuk ke depan dan menempelkan wajahnya beberapa inci dari ayam berdenyut. Dia mengangkatnya dengan tangannya dan berlari lidahnya dari dasar sampai ke ujung.

Tubuh Ryan mengejang. Dia menjilat lagi dan dia mencoba untuk bernapas. Tidak ada yang datang secara alami sekarang, kecuali konstan sakit kemaluannya dari mencoba mengeras di luar kemampuannya. Kristi lidah adalah seluruh poros dan dia telah melepaskan tangannya dari bawah itu.

Bibirnya terbuka dan dia menutupi bagian tengah ayam Ryan dengan mereka. Dia menggigit sangat ringan dan kemudian menjilat lagi. Akhirnya, beberapa detik kemudian, dia mengambil ujung kemaluannya dan memasukkannya ke dalam mulutnya. Inci demi inci dia bekerja perjalanan turun sampai seluruh hal menghilang di antara bibirnya.

Asin precum itu yang ia mencicipi pertama. Takut bahwa dia mungkin tidak punya banyak waktu, Kristi memulai blowjob energik.

Ryan mengintip ke bawah, tetapi kegelapan dan rambut ibunya dicegah dia dari melihat banyak. Apa yang membuat dia merasa untuk apa yang dia tidak bisa melihat. Kemaluannya telah memasuki, surgawi yang hangat, tempat basah yang menjepit sekitarnya seperti catok.

Ryan merasa bahasa ibunya dan bibir bekerja setiap inci kemaluannya. Sebagus itu akan merasa untuk masturbasi sampai ia datang, ini adalah cara yang lebih baik. Mengetahui dia tidak bisa melihat apa-apa, ia meletakkan kepalanya ke bantal dan menikmati perjalanan.

Ibu-Nya masuk ke ruangan dengan tujuan dan itu dekat dengan hasil. Dia bekerja ayam anaknya dengan mulut dan tangannya, menunggu dengan cemas untuk tanda pertama Ryan tentang untuk cum.

Erangan nya semakin keras sampai akhirnya ia berkata, "Ohhhhh Tuhan. Ya!"

Kristi menyentakkan kemaluannya dengan tangan dan memastikan dia cukup dalam di mulutnya untuk tidak melarikan diri.

"Ahhhhh. Bu, aku akan cum."

Kristi pernah mengubah metode nya serangan dan ia dihargai dengan ledakan kekerasan dari air mani yang meletus dari ayam Ryan. Seperti menetap di belakang lehernya, satu lagi memukulnya. Kemudian aliran ketiga mendarat di lidahnya, dan semburan kecil mulai membentuk sebuah kolam dari air mani di mulutnya. Dia berhasil menelan.

Ryan tidak bisa menahan dorongan untuk meletakkan tangannya di belakang kepala ibunya, memeluknya di tempat untuk beberapa detik terakhir dari orgasme. Putih cum menetes ke dagunya seperti Ryan selesai.

Dia menjilat ujung berkedut sangat dan Ryan di respon. Tapi dia terkuras.

"Oh, sial," gumamnya.

Kristi meletakkan kepalanya di perutnya dan melihat ayam mulai melunak. Setetes dari air mani mengintip keluar dari kepala dan dia menjilat it off.

Ryan berjalan lembut jari-jarinya melalui rambutnya.

"Saya harap Anda tidak marah," kata Kristi tenang.

Hening sejenak. "Saya tidak tahu apa yang harus merasa," jawab Ryan.

"Aku akan membiarkan Anda tidur."

Kristi turun dari tempat tidur dan berjalan keluar, mata Ryan tidak pernah meninggalkan garis tubuhnya dalam kegelapan.

# # #

Kristi telah jemu sering pergi suaminya. Mereka datang lebih sering dan berlangsung lebih lama, sepertinya. Nya tiga puluh sembilan tahun mendambakan tubuh tua nya bercinta, sebagai lawan koleksi mainan kecil ia disembunyikan di dalam lemari.

Dia bahkan mengejutkan dirinya dengan peningkatan menggoda di depan umum dengan laki-laki hampir segala usia. Dia menghabiskan lebih banyak waktu styling tebal, rambut cokelat dalam gelombang yang akan membuat wanita mana pun usianya cemburu. Kristi tidak perlu melakukan apapun khusus dengan seluruh tubuhnya. Dia selalu punya sosok yang proporsional yang mengambil upaya terbatas untuk mempertahankan.

Efek kumulatif yang disebabkan Kristi, pertama, mengakui internal ketertarikan fisik kepada anaknya di dapur. Deru kegembiraan dia merasa mengetahui bahwa ia melihat sebagian tubuhnya terkena sesuatu ia tidak berpengalaman dalam bertahun-tahun. Dan, kedua, untuk mendorong ke arah tindakan terpikirkan ia dilakukan pada dirinya.

Ryan didorong oleh kenyataan sederhana berusia sembilan belas. Dia pikir dia memiliki waktu yang cukup bagus pada kehidupan sampai ia menemukan dirinya diejek oleh ibunya. Ya, ia selalu tahu bahwa dia sangat menarik. Tapi untuk berfantasi tentang berhubungan seks dengan dia? Untuk memungkinkan dia untuk memberinya blowjob? Semua kegelapan di dunia tidak menyembunyikan fakta itu adalah Kristi yang masuk kamarnya dan mengisap sampai ia datang.

Bagaimana ia bisa merasa? Ryan tidak bisa menjawab pertanyaan bahwa jika telah menjadi pacar baru, apalagi ibunya.

Matahari terbit keesokan harinya, seperti biasa, tetapi hal-hal sekarang berbeda. Ryan dan Kristi bertemu di dapur, kali ini keduanya berpakaian. Salam tidak nyaman diikuti oleh keheningan.

Kemudian Kristi berkata, "Aku minta maaf tentang semalam."

"Tidak apa-apa," kata Ryan otomatis.

"Tidak, itu tidak OK saya seharusnya tidak melakukannya.. Ini tidak adil untuk Anda atau ayah Anda," kata Kristi, duduk di kursi sebelah Ryan dengan semangkuk buah di depannya.

Ryan tidak tahu apakah dia mengatakan sangat baik akan mengambil cara yang salah atau tidak. Dia memutuskan terhadap pendekatan itu. "Apakah Anda kesepian?" dia bertanya sebagai gantinya.

Kristi terkejut dengan pertanyaan yang cerdik Ryan. Dia mengunyah sepotong melon, lalu berkata, "Ya."

"Apakah Anda mengatakan kepada Ayah?"

Kristi mata melebar. "Tentang semalam?"

Ryan tertawa. "Neraka, tidak ada. Tentang kesepian."

"Tidak," kata Kristi dengan sedikit putus asa. "Dia tidak pernah mengubah apa-apa tentang pekerjaannya."

"Kemudian Anda perlu untuk mengubah hidup Anda," jawab Ryan.

Kristi menatapnya. "Dalam hal apa?"

"Pergilah Temui orang-orang.. Ambil sebuah hobi. Lakukan sesuatu."

"Ryan, yang mudah bagi Anda untuk mengatakan Seorang anak kuliah.. Belum menikah," kata Kristi. "Saya tinggal di dunia yang berbeda."

"Bu, apakah Anda pikir saya belum melihat perubahan Anda akhir-akhir ini?" Ryan. "Anda INGIN perubahan."

Kristi bermain dengan sisa potongan beberapa buah dengan garpu. "Aku sudah bertingkah seperti idiot malam terakhir merupakan bukti akhir dari itu.."

Ryan meletakkan tangannya di lengannya. "Aku berpikir malam terakhir saya punya usul.. Anda dapat mengatakan 'Tidak' dan tidak akan membuat saya marah."

"Apa?"

"Ketika saya pergi kembali ke sekolah untuk musim panas, datang dengan saya," kata Ryan. "Apartemen ini akan kosong Anda bisa tinggal selama yang Anda inginkan.. Toko sepanjang hari. Santai saja. Aku tidak peduli. Hanya pergi ke suatu tempat yang berbeda dan melakukan hal yang berbeda. Akan ada banyak orang di sekitar."

Kristi tampak bingung. "Anda ingin ibumu sekitar?"

"Jika itu akan membuat Anda bahagia."

Kristi melirik kalender di dinding. Dia sendirian minggu pertama Ryan akan kembali di sekolah. Jantungnya berdebar-debar.

"Ayo," desak Ryan.

Ibunya mengangguk. "OK. Aku bisa datang ke rumah jika tidak berhasil Terima kasih, Ryan.."

# # #

Percobaan memiliki semua alasan untuk gagal. Ryan teman-teman di sekolah dan banyak dari mereka akan berada di sana selama musim panas, seperti dirinya. Mereka akan ingin menghabiskan waktu di apartemennya. Ibunya, dalam semua kegembiraan masa muda nya, masih akan menjadi ibunya kepada mereka.

Juga, itu adalah salah satu hal yang harus Mom di rumah selama istirahat, tetapi cukup di kampus selama kelas. Apakah ia akan mengganggu studi? Apakah ia akan mengganggu kehidupan sosialnya? Apakah ia BE kehidupan sosialnya?

Dari perspektif Kristi, ia masuk ke dalam kondisi mental bingung. Dia berada di persimpangan yang penting dalam hidupnya. Dia harus menemukan solusi untuk separation anxiety tumbuh dengan suaminya. Dia harus memahami apa yang mendorongnya untuk mengunjungi kamar anaknya di tengah malam. Sekarang dia berada di lingkungan yang aneh.

Hari-hari menjelang kembali 'langkah besar' ke sekolah yang lancar, seperti perjalanan singkat ke kampus. Kristi merasa aneh menyegarkan dan melihat ke depan untuk itu jauh lebih banyak daripada dia seminggu sebelumnya. Ryan yakin, berbatasan dengan bertekad untuk membuat pekerjaan idenya.

Apartemennya lantai dua sebuah rumah Victoria yang telah jatuh ke dalam rusak sebelum dibeli dan direnovasi. Tiga orang tinggal di masing-masing dua lantai, sehingga lebih dari sedikit menguntungkan bagi pemilik dan, namun, nyaman bagi penghuninya. Mereka masing-masing memiliki kamar tidur pribadi dan bisa berjalan ke kelas. Dapur diservis selama Anda tidak memasak gourmet.

Dengan Ryan menjadi penyewa hanya menggunakannya selama musim panas, rumah hampir mengambil pada kualitas rumah lagi. Kecuali untuk koleksi furnitur aneh, Kristi menyukainya.

"Ambil kamar John. Ini adalah salah satu kamar mandi terdekat," kata Ryan saat ia memberi Ibu nya tur awal. Mereka melongokkan kepala mereka di dalam dan Kristi memberikan persetujuan setelah mengejek kekacauan.

"Aku di sini," kata Ryan, memimpin mereka ke kamarnya. Itu hanya sedikit lebih rapi.

Kristi sedang berpikir terlalu sibuk semua hal yang dia lakukan untuk rumah untuk membuatnya benar-benar direnovasi untuk membayar banyak perhatian untuk Ryan. Tapi dia selamat tur dan mereka mengosongkan mobil bersama-sama.

Setengah jam berikutnya dihabiskan membongkar dan pengorganisasian. Kristi tidak tahu apa yang harus berkemas untuk seperti 'perjalanan', jadi ia sedikit dari segalanya. Panas sedang membangun di awal musim panas, bagaimanapun, dan dia memiliki kuantitas yang baik celana pendek dan t-shirt.

Ini memberinya alasan untuk merencanakan pada berkeliaran di lingkungan dan perbelanjaan untuk mencari tahu apa yang normal untuk pribumi, yang adalah apa yang dia lakukan ketika Ryan memastikan jaringan komputer nirkabel di rumah itu masih bekerja. Kristi lega menemukan bahwa pakaian santai rupanya gigi hanya dapat diterima. Dia tidak yakin apa lagi yang diharapkan, tapi itu sudah lama sejak dia telah menghabiskan lebih dari beberapa jam di kampus Ryan, atau kampus manapun.

Secara keseluruhan, perjalanan itu hanya informatif dan sedikit mahal. Ketika ia kembali ke apartemen itu hampir waktu untuk makan malam. Ryan masih di kamarnya, yang diharapkan adalah Kristi rutin baginya bahkan ketika rumah itu kosong. Dia menunjukkan minat yang sepintas dalam apa yang telah dibeli, dan kemudian berkata, "Apa yang Anda ingin lakukan tentang makan malam?"

"Terserah Anda Apakah ada yang bisa saya membuat kita?." Kristi bertanya.

"Tidak layak makan Ingin pergi keluar.?"

Dia mengangkat bahu. "Tentu Anda memutuskan.."

"Ada tempat dengan toko buku Meksiko.. Apakah itu oke?"

Kristi berkata, "Itu baik-baik saja."

Kemudian ia menambahkan, "Jika Anda ingin, setelah kami makan, saya bisa menunjukkan Anda benar-benar keren bar di dekatnya. Tapi jika Anda tidak ingin, maksud saya ,..."

Kristi tersenyum, merasakan kecanggungan itu. "Itu akan menyenangkan, Ryan."

Dia merasa tersanjung bahwa ia bahkan akan mempertimbangkannya. Dan dia akan melakukan hampir apa saja sekarang untuk membuatnya bahagia. Dia tidak punya cara untuk mengetahui proses berpikir nya selaras dengan miliknya. Ryan hanya terjebak dengan apa yang sembilan belas tahun pikirannya tua itu tahu yang terbaik. Ingin bersenang-senang? Cari bar yang bagus.

"Bagus. Pergi mudah di Margaritas kemudian," katanya.

"Kupikir kau ingin aku mabuk."

Ryan tersipu-sipu. "Itu bukan tujuan saya. Tapi aku yakin kau menyenangkan bila Anda mabuk."

"Ryan!" Kristi memarahinya. "Semoga Anda tidak pernah tahu."

"Sialan."

"Hal penting berikutnya adalah: Apa yang harus saya pakai?" Kristi bertanya.

"Tergantung pada apakah Anda ingin mencampur dengan kerumunan atau berdiri keluar," jawabnya.

"Aku ke pencampuran masuk"

"Apakah Anda membawa tank top dan celana pendek?" dia bertanya.

"Beberapa dari keduanya," jawabnya cepat.

"Pilih salah satu dari masing-masing."

"Kapan kita berangkat?" Kristi kata, menuju pintu kamarnya.

"Setiap kali Anda sudah siap."

Untuk tindakan sederhana meletakkan di atas sebuah, celana dan celana pendek, Kristi menghabiskan banyak waktu. Dia menghabiskan sepuluh menit memilih keluar tank top yang paling menonjolkan payudara yang sederhana, lima menit mencari celana pendek dan lima belas menit lagi mendapatkan rambutnya tepat.

Pada saat ia membuat lantai bawah, itu tidak akan terkejut kalau Ryan tertidur di sofa. Dia tidak tidur dan, pada kenyataannya, sangat terjaga pada pandangan pertama dari ibunya. Ryan menatap rambut bergelombang nya, kalung sederhana yang menarik matanya ke belahan dadanya, pinggang kurus dengan bagian atas terselip di celana pendeknya, dan kakinya pahatan.

"Tuhan, Mom."

"Apa?" Kristi kata.

"Saya sedang berpikir dua kali tentang hal ini seluruh bar sekarang," kata Ryan. Matanya melesat tubuhnya, sekali lagi, seperti dia tidak pernah melihatnya sebelumnya.

"Kau manis," kata Kristi, mencium pipinya dan mengambil lengannya. "Mari kita pergi."

Dalam perjalanan ke restoran, Ryan berkata malu-malu, "Jika Anda mau, Anda tahu, meninggalkan Anda sendirian di bar atau apapun, biarkan aku tahu."

Kristi mencoba untuk tidak tertawa. "Jika Anda meninggalkan aku sendirian Aku tidak akan pernah berbicara kepada Anda lagi. Selain itu, tidak harus saya menjadi orang mengatakan bahwa?"

"Kau pikir ada akan sesuatu yang lebih baik daripada Anda di sana?"

"Hentikan," kata Kristi. "Dan jangan membuatnya terdengar seperti aku sepotong daging. Anda terdengar seperti anak perguruan tinggi atau sesuatu."

"Maaf."

Ryan berbicara kebenaran. Tapi dia terbelah antara melindungi ibunya dan membiarkan dia bebas. Pada saat ini, modus perlindungan menang keluar. Yang sedang diperkuat dengan setiap blok mereka berjalan karena hampir setiap orang yang mereka lewati memberi Kristi ganda dan terlihat tiga penghargaan.

Di dalam restoran, yang mengerling terus dan takut Ryan tentang apa akan seperti di dalam bar meningkat menit. Itu tidak membantu bahwa ia, juga, tidak bisa pergi sangat lama tanpa menyelinap mengintip lagi di payudara di atasnya atau puting menekan bagian depan kemeja.

Kristi mengambil semuanya dengan tenang, mendapatkan getaran keluar dari siapa pun yang melihat, apakah itu anaknya atau orang asing. Dia, untuk satu, sudah tak sabar untuk sisa malam.

Mereka mengambil waktu mereka makan dan duduk di meja dan berbicara lama sesudahnya. Seperti gelap gulita menetap di, Kristi-lah yang mengusulkan agar mereka pindah ke jalan dan kepala untuk mana bar Ryan dianjurkan. Sebagian besar toko ditutup sehingga terhindar Ryan harus berdiri di sekitar terlihat sibuk sementara ia berbelanja. Sebaliknya, ia membawanya ke arah pembentukan ia menduga akan memiliki kerumunan paling matang dan musik Anda bisa berbicara lebih.

Paling matang, dalam hal ini, berarti dua puluh sesuatu. Dan sebagian besar penonton akan tiba dalam beberapa jam. Ryan bisa memikirkan kali lebih buruk untuk melakukan hal ini.

Saat mereka mendekati pintu masuk, Kristi mengatakan, "Satu kesempatan terakhir Jika Anda tidak ingin melakukan ini ...."

"Hei, aku adalah orang yang menyarankan hal itu," jawab Ryan. "Saya baik dengan itu jika Anda."

Dia membuka pintu, mengamati respons-nya, dan tersenyum ketika ia melangkah masuk tanpa ragu-ragu. Kebisingan, asap, gelap dan bau alkohol memukulnya secara bersamaan. Ini adalah ramuan serangan sensorik ia tidak berpengalaman dalam waktu yang lama. Dia MERASAKAN dua puluh tahun lebih muda, pula.

Ryan memimpin dan berkelok-kelok melalui tabel, melewati bar di mana ia melambai santai untuk seorang bartender perempuan hampir tidak hukum, dan masuk ke ruang belakang tentang ukuran ruang kelas sekolah normal. Setengah lusin tabel yang tersebar di sekitar, dengan hanya dua dari mereka diduduki oleh total enam orang. Saat itu gelap, tapi jauh lebih tenang daripada di area utama dari bar.

Miscellaneous, dan tidak terkait, hal-hal tergantung di dinding dan langit-langit. Saat mata Kristi menyesuaikan diri dengan cahaya, ia mulai mengambil potongan-potongan dikenali dari tanda-tanda hardware dan jalan. Lebih penting lagi, ia bisa melihat wajah dari empat orang duduk di meja lain. Dua mungkin telah siswa. Dua kemungkinan besar tua, tapi tidak banyak. Melirik mereka di Kristi dikembalikan dalam bentuk.

"Apakah ini baik-baik saja?" Ryan bertanya begitu mereka duduk di kursi mereka.

"Ya aku suka. Itu."

Seorang pelayan muda muncul hanya beberapa detik kemudian, mengakui Ryan dan Kristi meyakinkan dia menghabiskan lebih banyak waktu di sini daripada dia mungkin peduli untuk mengetahui tentang. Kristi pikir itu bukan waktu atau tempat untuk memesan anggur khusus yang biasa, jadi dia terjebak dengan bir. Ryan mengikutinya, ternyata bukanlah suatu pilihan yang biasa di pihaknya.

Adi Sayang mak

Emakku adalah seorang surirumah tangga sepenuh masa dan bapaku adalah seorang lawyer yang sentiasa sibuk dengan urusan pejabatnya. Emakku mempunyai
tubuh badan yang sederhana dan buah dada yang cantik dan kulit yang putih. Aku hanyalah anak tunggal mereka dan kami tinggal di rumah bungalow 2
tingkat di selatan tanah air malaysia. Emakku gemar berkebun dan menanam pokok bunga di depan halaman dan belakang rumah bungalow kami. Di belakang
rumah ada sebuah stor untuk menyimpan peralatan seperti cangkul, skop dan alat pertukangan.


Aku pula berumur 21 tahun dan bekerja di sebuah kilang elektronik tidak jauh dari rumah kami. Satu hari, aku malas hendak pergi kerja dan aku duduk
saja di rumah berehat dan tidur saja. Bila aku bangun pukul 5 petang, cuaca dah mendung dan aku pergi melepak di kerusi rehat di halaman rumah kami.
Aku melihat emak aku sedang bersiap untuk menanam pokok bunga ros. Dari jauh aku bertanya..

"Mak, tanam pokok apa tu?" , tanyaku..

"Mak tanam pokok ros ni ha, makcik kau yang bagi benih..", balas emakku.

"Ooo.. " Kataku

Dari jauh aku memerhatikan emak aku terbongkok bongkok mengorek lubang di atas tanah dengan skop kecil untuk meletakkan benih pokok bunga ros. Dan
dengan tak sengaja, ketika emak membongkok, terpamer buah dadanya di hadapan mataku. Rupanya emak tidak memakai coli dan baju t shirts nya yang
mempunyai kolar besar membuatkan kedua buah dadanya hampir terkeluar dari bajunya. Nafsuku memuncak pada waktu itu.. batangku didalam seluar
mengeras.. Aku mengambil peluang ini untuk melihat sepuas puasnya.

Tiba tiba emak seakan perasan dan mengubah kedudukannya membelakangi aku. Ketika membelakangi aku emak masih dengan kerjanya mengorek lubang untuk
menanam pokok bunga. Dalam keadaan menonggeng itu, aku perhatikan bontot emakku dengan ghairah sekali dan membayangkan alangkah bestnya kalau aku
dapat memeluknya dari belakang. Nafsuku tidak dapat ditahan lagi ketika itu.. Batangku semakin mengeras melihat belahan bontot dari kainnya batiknya.
Aku perlu melancap !

Aku bangun dan terus pergi ke stor menyimpan barang barang kami, kerana aku ingin melancap didalam stor itu. Emakku perasan bila aku bangun dan melihat
aku berjalan ke stor lalu dia bertanya;

"Nak ke mana tu adi?" tanya emakku
"Nak ambil cangkul, nak tolong mak". balasku

Emak tersenyum dan meneruskan kerjanya. Aku sebenarnya nak melancap didalam stor tu sambil melihat bontot emakku dari dalam stor. Bila masuk saja di
dalam stor, aku terus membuka zip seluar jeans aku dan mengeluarkan batang yang keras dan aku mula melancap.. dari lubang stor itu aku melihat emakku
menonggeng.. Bertambah laju aku melancap .. dan akhirnya aku terpancut.. banyak air mani aku bersepah di atas lantai stor simen.. aku biarkan saja
sebab nak sapu aku cari kain buruk tak jumpa..

Setelah puas aku keluar dengan membawa cangkul lalu pergi pada emakku..

"Nak korek kat mana lagi mak?",tanyaku
"Dah abis le adi, naper lambat sangat datang?",balas emakku
"Cari cangkul tak jumpa", aku tersengih macam kerang busuk

Emak menggeleng kepala dan mengumpul semua peralatan berkebun untuk disimpan didalam stor. Sebelum emakku pergi ke stor, aku memanggilnya.

"Mak, tolong simpan cangkul ni sekali" suruhku

Emak tersenyum lalu mengambil cangkul untuk disimpan sekali. Aku kembali berehat di kerusi rehat kami.

Lama emak didalam stor, aku ingin tahu apa yang dilakukannya.. lalu aku pon pergi ke dalam stor dan melihat emak sedang menguis guis bekas air mani
aku yang di atas lantai. Emak seakan terkejut melihat aku tercegat di depan pintu stor. Aku bertanya

"Kenapa mak?"

"Tak ada apa apa.." emak menjawap selamba

Selepas menyusun barang didalam stor emak pun keluar dari stor sambil menjeling aku. Aku jadi malu ..kerana rahsia aku pecah.

Malam itu bapa menelefon emak dan mengatakan dia tidak dapat pulang malam ini kerana hendak terus ke bandar x dan bermalam disana, kerana esoknya
dia perlu berjumpa dengan clientnya.

"Malam ini bapa kau tak balik adi" emak memberitahu aku

"Dia pegi mana mak?" kataku

"Dia ada hal", ringkas balas emakku

Aku mengangguk dan terus duduk di sofa ruang tamu untuk melihat tv. Emakku pergi ke bilik mandi untuk mandi. Selepas 10 minit aku melihat emakku
keluar dari bilik mandi dengan memakai tuala saja. Nafsuku kembali bila aku bayangkan buah dadanya yang dilihat siang tadi. Tiba tiba batangku
keras kembali.. Aku rasa tidak selesa kerana aku memakai seluar pendek waktu itu.. dan batangku jelas kelihatan.

Sebelum emakku keluar bilik, aku bangun lalu menutup tv dan cepat cepat masuk ke dalam bilik aku. Di dalam bilik.. aku turunkan seluar pendek aku
lalu aku melancap lagi.. sambil membayangkan bontot emakku..

Tiba tiba pintu bilik aku ditolak dan emak tercegat di depan pintu..

"Adi.." emak ingin memberitahu aku sesuatu, tetapi tergamam setelah melihat aku sedang melancap..

Aku terkejut melihat emakku..

"Kenapa mak? tanyaku..

sambil tangan terus melancap batangku.. aku tak dapat berhenti melancap kerana aku betul stim time tu.

Emak melihat tanganku melancap dengan laju. Lalu dia menghampiriku dan mengangkat tanganku dari melancap. Kemudian emak memegang batangku. Masa tu
aku rasa batang aku macam hendak terpancut saja, sebab tangan emak lembut sangat. Ketika emak memegang batang aku.. aku terus memeluk emak dan
berkata di telinganya..

"Adi sayang mak"

Batangku menujah nujah badanya, dan emak memberi reaksi yang menyenangkan. Emak memeluk aku dan mencium aku. Dia mula ghairah.

Aku londehkan baju tidurnya dan membuka coli dan seluar dalamnya lalu aku baringkan dia di atas katil aku. Aku tak dapat tahan lalu aku masukkan
batang aku kedalam lubang burit emakku dan aku mula menghayun. Emak hanya mendesah..

"Sedap adi.. laju lagi sayang"

Aku menghayun dengan laju.. selepas 1 minit aku terpancut.. aku pancutkan didalam lubang burit emakku. Aku letih lalu baring di sebelah emakku.
Emak hanya tersenyum dan memeluk dan mencium aku. Dalam keadaan bogel itu kami berdua tertidur..

Pagi itu aku terjaga, dan melihat emakku sedang mengulum batang aku.. aku rasa seronok sangat. selepas itu emak duduk diatas aku dan masukkan batang
aku ke dalam lubang buritnya dan mula menghayun..

Terdengar erangan emak.. aku terpancut lagi..

"Terima kasih mak".. kataku

Emak mengangguk lalu keluar dari bilik meninggalkan aku.. dan mulai detik itu.. aku dan emak seperti suami isteri.. kami melakukan hubungan seks
bila bapa tiada dirumah sahaja.

Dan mulai hari ini... adi sayang emak

Ibu Wiwiek 2

Semua yang menyaksikan, kalau perempuan itu seorang ibu yang beruntung. Anaknya Satria, sebagai anak tunggal, sangat memperhatikan ibunya. Kelahiran anak kedua mereka, semuanya sehat. Mereka kelihatan demikian mesra sekali. Anak mampu memanjagakan ibunya dan ibunya juga memanjakan anaknya. Satria setiap kamis sudah berada di perkebunan teh mereka. Kuliahnya tak seperti semester pertama kedua, ketiga dan keempat. Dia sudah banyak uang. Saat itulah mereka liburan ke Singapura. Di sana sang ibu melakukan operasi kecil, menutup peranakannya. Dokter menjamin, perempuan itu tidak akan pernah hamil lagi.

Dengan bahagia mereka kembali ke perkebunan teh yang luas dan indah serta sejuk itu. Tak berapa jauh dari perkebunan teh itu, ada sebuah danau. Mereka selalu mengisi waktu senggang mereka ke danau itu. Pembantu mereka pun setiap sore pulang ke rumah mereka. Pembantu tak tidur di rumah mereka. Satpam penjaga rumahpun semakin diperketat. Kalau biasanya setiap malam yang jaga dua orang menjadi tiga orang. Jika sudah ada aba-aba satpam akan selalu menolak tamu pada malam hari.

Kedua anak mereka sudah tidur pulas. Kamar tidur yang besar itu tertutup rapat. Udara sejuk membangkitkan gairah seks mereka. Mungkin malam itu adalah masa subur perempuan itu. Walau usianya sudah 50 tahun lebih, tubuhnya masih sintal, putih dan mulus terjaga rapi. Anaknya kedua baru berusia 5 bulan, masih terus menyusui. Satria tak mengizinkan perempuan itu memberinya susu kaleng, harus ASI.

"Mama, sudah kepingin sayang..." bisik perempuan itu ke telingan Satria anaknya. Satria tersenyum. di peluknya perempuan itu dengan lembut dan dikecupnya bibir perempuan itu. Perempuan itu langsung merebahkan kepalanya ke dada Surya. Mereka saling meraba dan mengelus.

"Kamu tidak menyesal membuntingi ku, kan?"
"Tidak sayang," jawab Satria.
"Kamu adalah suamiku yang sejati. Papamu hanya mampu memberiku anak laki-laki tunggal, yaitu kamu. Setelah itu papamu loyo, terlalu banyak melacur. Tapi justru aku yang dituduhnya selingkuh. Hatiku sangat pedih," rayu perempuan itu.
"Sudahlah Ma. Sekarang kita sudah bebas. Aku juga tau kalau papa suka melacur," bisik Satria ke telinga ibunya. Ibunya tersenyum bangga.

"Di Singapura, kamu meminta dubur Mama, sayang?"
"Ya Ma. Kata orang lewat dubur itu enak, Ma."
"Sekarang kamu mendaptkannya, tapi jika sudah dapat dubur, jangan lupa memek Mama sayang."
"Ya, Ma."
Si ibu melepaskan pakaiannya sendiri sampai bugil. Satria juga melepas pakaiannya. Mereka sudah sama-sama bugil. Ibu langsung mengisap kontol Satria dan mengelus-elus buah zakarnya. Langsung kontol itu berdiri dengan keras. Ibu menmgambil baby oil bayinya dari meja dan melumasi kontol Satria yang besar dan panjang itu. Beberapa tetes, disapunya ke lubang duburnya. Dia pun menungging di atas tempat tidur. Surya berdiri di lantai.
"Ayo sayang, dimasukkan. Perlahan-lahan, ya. Mama belum pernah."

Kedua kaki ibu sudah mengangkang. Satriapun merapatkan kepala kontolnya ke lubang dubur ibunya. Saat kontol itu mengena ke lubang dubur ibunya, ibunya sudah merasakan kenikmatan. Perlahan Satria menekan kontolnya. Satria mempelajarinya dari beberapa buku sebagai petunjuk. Setelah ditekannya kepala kontol itu masuk sedikit. Satria mencabutnya kembali, menekannya lagi dan cabut kembali. Setelah beberapa kali demikian, Satria memasukkan habis kepala kontolnya ke dalam dubur ibunya, sampai batas paret yang ada antara kepala kontol dengan batangnya. Satria membiarkan sejenak kepala kontol itu di sana. Ada berkisar 45 detik. Lalu Satria mencabutnya kembali. Lalu ditekannya kembali ke dalam, sampai ke paret kontolnya dan membiarkannya lagi sejenak. Kemudian perlahan-lahan kontolnya ditekan. Ibunya mendesah. Satria membiarkannya, sembari mengelus-elus punggung ibunya.

"Tetesi lagi baby oilnya, sayang," kata ibu mendesah. Satria mengambil baby oil dari tilam tempat tidur dan meneteskannya ke lubang dubur ibunya, juga mengenai kontolnnya. Satria pun mulai menekan kembali kontolnya perlahan-lahan dalam licinnya baby oile itu. Perlahan didorongnya kontolnya memasuki dubur ibunya. Baby oil yang membuat licin, terus ditetesi sembari mencucuk kontolnya ke dalam dubur ibunya.

"Raba memek Mama sayang. Pulas-pulas itil mama sayang," desah ibunya. Satria mulai meraba-raba itil mamanya dengan tangan kirinya dan sebelah lagi meraba tetek ibunya dan lidahnya menjilat-jilat punggung ibunya. Dan... Satria pun menembus memek ibunya. Kontolnya sudah masuk semua dan Satria menahannya sebentar. Tanganya masih meraba-raba itil mamanya dengan lembut dan mengelus tetek mamanya yang masih berair susu.
Perlahan, Satria mencabut kontolnya dari lubang memek ibunya. Saat mau menusuknya kembali, Satria tak lupa meneteskan bebetrapa tretes baby oil. Saat Satria menarik kontolnya perlahan, ibunya mendesah.
"Oh... enak sekali sayang.." Satria Diam. Terus dia lakukan dengan perlahan-lahan. Dia mempelajarinya dari buku. Saat menarik dan mencucuk, bagi pemula, harus perlahan-lahan. Cucuk cabut perlahan itu terus dilakukannya. Sampai akhirnya ibunya mendesah-desah, minta sedikit dipercepat. Memek mamanya sudah basah dan becek.

"Percepat sedikit sayang. Tapi nanti, kalau mau keluar, semprotkan dalam memek mama sayang. Mama mau spermamu."
Satria mulai mempercepat tusukannya ke lubang dubur ibunya. Cucuk_tarik-cucuk_tarik-cucuk_tarik-cucuk_tarik begitu terus.

"Tolong mama sayang. Percepat sayang...."
Satria memeluk ibunya dari belakang dan menciumi punggung ibunya dan mempermainkan bibirnya dengan lembut. Dia mempercepat cucuk-tarik kontolnya di lubang memek ibunya. Dan ibunya mendesah-desah.
"Ayo sayang... jangan siksa mama, nak. Puaskan mama, baru nanti kamu puaskan dirimu dan semprotkan spermamu sebanyaknya di memek mama sayang.."
Satria pun bagaikan kuda liar mengentoti dubur mamanya semakin cepat dan semakin cepat. Mamanya merapatkan kedua kakinya dan mendesah panjang....
"Mama sampai sayang. Cepat cabut kontolmu. Masukkan ke lubang memek mama sayang..."
Satria mencabut kontolnya yang keras.. Saat itu ibunya merebahkan diri terlentang di atas tempat tidur. Di raihnya anaknya dan dipeluknya. Dia tangkap kontol Satria dan menuntunnya ke lubang memeknya yang basah. Clup. Kontol itu segera memasuki lubang memek ibunya. Ibunya langsung memeluk Satria dan menjepit kedua kakinya ke pinggang Satria. Mulut Satria diarahkannya ke teteknya yang penuh.
"Menyusu lah nak. Menyusulah. Ada air susu untukmu," katanya mendesah. Satria meyedot susu ibunya. Dia satu tetek dengan adiknya dan juga anak kandungnya. Satria meneguk air susu ibunya yang tanpa rasa itu. Dari satu tetek ke tetek lainnya.
"Jangan habisi susunya sayang. Sisanya untuk nak kita," kata ibunya mendesah dan terus memeluk Satria dengan kuat.
Satria juga memeluk ibunya dengan kuat dan mendesah panjang. Satria melepaskan spermanya di rahim ibunya. Mereka berpelukan kuat. Masih ada sesekali getar di tubuh Satria. Ibunya terus memeluknya dan menjilati leher Satria. Sebelah tangannya mengambil selimut, lalu menyelimuti tubuh mereka agar terlindung dari udara dingin pegunungan.
Saat desah nafas mereka sudah mereda dan normal, saat itu bayi mereka merengek meminta minum susu. Satria tersenyum. Dia bangun dan ikut membangkitkan ibunya. Ibunya mengambil anak mereka dari box dan menyusuinya.
Satria langsung ke kamar mandi mencuci kontolnya. Dia menikmati sepasang bibir mungil mengisapi tetek ibunya. Satria berdiri di sisi ibunya yang sedang menyusui anak mereka. Si ibu tersenyum dan mengelus kontol Satria yang terkulai. Satria memeluk ibunya dan menggesek-gesekkan kontolnya dan akhirnya keras kembali.
"Dasar buas," bisik ibunya merayu dan genit. Satria duduk di sisi ibunya. Mereka berdua masih telanjang bulat. Bugil.
"Naiklah ke pangkuanku dan masukkan kontolku ke memek mu, Ma." Ibunya tersenyum.
"Masih belum puaskah sayang?"
"Untukmu tak ada kepuasanku, Ma."
Ibunya mengendong bayi dan naik ke pangkuan Satria. Satria menuntun kontolnya ke lubang memek ibunya. Kontol itu segera masuk. Teteknya diisap oleh bayi mereka dan di cucuk lubang memeknya dengan kontol Satria. kedua anaknya sedang memainkan perannya masing-masing. Sampai akhirnya Satria melepaskan kembali spermanya dan ibu pun tersenyum bahagia.
"Puas sayang," katanya tersenyum. Satria diam tak menjawab. Ditariknya selimut dan diselimutinya dirinya.
Bayi pun sudah kenanyang minum susu, dikembalikan ke boxnya. Ibu memasuki seliut Surya dan mereka tertidur pulas sampai pagi. Mereka tidak akan terbangun, jika bayi mereka tidak menangis.
TAMAT

Ibu Wiwiek 1

Satria adalah anak tunggal bu Wiwiek. Sejak kelas 1 SMA dia dipindahkan oleh ayahnya ke tempat neneknya bersekolah. Perpisahan antara Wiwiek dengan suaminya tak terelakkan, setelah menurut suami Wiwiek dia berselingkuh. Perselingkuhan itu memang benar terjadi, tapi hanya laporan orang, karena Wiwiek juga pintar menjaga rahasia. Setelah sekian tahun berpisah dan kemudian suami Wiwiek sudah berobat kemana-mana dan kontolnya diangap bisa berfungsi, akhirnya mereka rujuk kembali.


Saat itu pun Satria sudah lulus SMA dan dia ditarik kembali ke rumah mereka. Pada saat itu suami Wiwiek berada di kota dan sekali seminggu pulang ke kebun teh seluas 20 hektar milik mereka. Wiwiek sengaja di tempatkan di sana, agar tidak berselingkuh. Mereka hanya berhubungan suami isteri sekali dalam seminggu, itu pun kalau suami Wiwiek tidak sedang sibuk.

Satria langsung ke villa di kebun teh, atas surahan ayahnya, agar dapat istirahat barang seminggu, menunggu pendaftaran di perguruan tinggi ternama. Satria tiba di villa kebun teh dan menekan bell. Villa itu sepi sekali. Satria sudah kedinginan. Bayangkan biasanya di Semarang, lalu pindah ke kebun teh yang sangat dingin di sore hari. Angin berhembus dari segala penjuru ke villa yang tempatnya di ketinggian. Betapa senangnya Wiwiek melihat anaknya muncul di depan pintu. Tiga tahun berpisah, membuatnya sangat rindu dan Satria juga sangat rindu. Langsung Wiwiek memeluk anaknya dan mencium bibirnya. Satria terkejut sekali.

Setelah pintu dikunci dan mereka ke ruang tengah, Wiwiek langsung memeluk Satria dan menciuminya. Tangannya meraba-raba kontol Satria dari balik celananya.
"Mama..."
"Ya sayang. Aku sangat mencintaimu. Aku tak sanggup berpisah denganmu."
Satria heran, kenapa ibunya demikian. Apakah ibunya sudah gila? Melihat tubuh ibunya yang sintal dan semakin cantik dan menggairahkan, Satria bergetar juga. Dengan cepat ibunya melepas dasternya. Cepat pula dia melepas bra dan menurunkan celana dalamnya. Wiwiek yang sudah kesetanan sudah telanjang bulat.
"Mama...?
"Kalau hanya kita berdua, aku bukan ibumu nak. Aku kekasihmu. Puasi ibu nak. Sudah lama aku menungumu. Aku tak pernah selingkuh dengan siapapun. Kini aku juga tidak berselingkuh. Tapi aku ingin bersetubuh denganmu, sayangku, cintaku..." ibunya menciuminya dan melepas satu persatu kancing baju Satria dan melepas semua yang ada. Angin terus berdesir, membawa dingin.
"Kita ke kamar sayang..." diseretnya tubuh Satria ke kamar tidurnya dan pintu dikunci rapat.
"Ayo sayang. Puasi mama Nak. Puasi mama sayang..." Ibunya memeluk dan menciumi Satria yang sudah telanjang dan terbengong seperti terkena strum. Akhirnya Satria memberikan ciuman hangat pada ibunya. Mereka saling berpelukan.
"Oh... sayang, kontolmu sangat besar dan keras sayang. Belum pernah menusuk memek perempuan lain kan?" kata Wiwiek.
"Belum Ma.."
"Bagus, sekarang puasi ibu nak. Ibu sudah lama tidak terpuasi. Ayo sayang, ayolah..."
Ditariknya Satria anaknya itu menindihnya. Disodorkannya teteknya ke mulut anaknya itu.
"Isap sayang-isap. Ayo Nak, puasi ibu nak, ayo sayang..." Satria juga sudah mulai bernafsu. Mereka melupakan diri mereak antara ibu dan anak. Mereka sepadang anak manusia yang benar-benar sedang saling membuituhkan.

Wiwiek tak mampu membendung keinginannya. Dia melakukan berbagai gerakan dari bawah dan anaknya memompanya dari atas. Pergumulan yang keras dan hangat itu membuat keduanya berpelukan rapat dalam udara dingin. Di luar angin terdengan menderu-deru.
"Ayo sayang, buntingi Mama nak. Buntingi Mama Nak, biar papamu merasa anak mu adalah anaknya. Ayo sayang..."
"Ya, Mam.. aku akan membuntingimu."
"Terima kasih sayang... tujah sedalam-dalamnya memek mama sayang. Enak kan? Nikmat, kan? Ayo sayang.... ayo," cerocos Wiwiek pada anaknya. Keduanya sudah tak perduli. Malam sekitar pukul 19.00, pak Amat dan Pak Ujang baru datang menjaga rumah mereka. Itu pun jauh digerbang dan satu atau setengah jam sekali, mereka baru ronda mengelilingi rumah. Sebenarnya di kawasan ityu tak ada maling. Tapi sebagai sebuah rumah besar dan milik bos harus dijaga, agar kesannya kelihatan lebih elite.
"Habisi mama sayang," teriak Wiwiek. Satria terus menggenjo tubuh ibunya dengan kerakusannya. Suara bunyi air berkecipak di dalam memek Wiwiek terdengar sebagai irama musik yang indah. Bibir mereka saling berpagut, lidah mereka saling berkait. Desir angin yang kuat menyelusup dari kisi-kisi jendela membuat mereka dingin. Mereka menutupi tubuh mereka pakai selimut tebal sampai ke leher. Selimut itu seperti bergelombang.

"Kamu ingin punya anak, kan sayang..." kata Wiwiek sembari terus menggoyang pantatnya dari bawah.
"Ingin, Ma. Aku ingin punya anak."
"Nanti kamu harus menyayanginya ya. Jaga diabaik-baik dan sekolahkan setingi-tingginya."
"Ya. Mam."
"Nah... buntingi mama sayang,. Semprotkan spermamu sebanyak-banyaknya ke dalam memek mama sayang. Kontolmu besar dan enak sekali. Ayo Nak," Wiwiek terus menyerocos seperti orang kesurupan. Satria anaknya pun terus memeompa.

"Ma, apa nanti tidak ketahuan?"
"Tidak sayang. Kita jaga rahasia. Ayo sayang, buntingi Mama sayang. Mama mau punya anak darimu, bukan dari Papamu sibajingan itu. Ayo sayang, tujah memek mama sepuasmu," kata Wiwiek mendesah-desah. Sesekali dijilatinya leher anaknya, sesekali digigitnya bahu anaknya itu.
"Ma... aku sudah mau keluar Ma..."
"Ya sayang, mama juga sudah mau keluar. Ayolah, kita sama -sama dan keluarkan yang banyak sayang..."
"Ya Mam... ini dia," Satria memeluk mamanya sekuat tenaganya dan tubuhnya kejang. Wiwiek memeluk anaknya dengan kuat dari bawah dan berteriak sekuat tenaganya memenuhi kamarnya.
"Buntingi mama sayaaaaaannnngggg..."
"Ya Ma. Mama harus Bunting..." Bisik Satria. Mereka bepelukan dengan kuat dan saling mendesahkan nafasnya dengan kuat.

"Terima kasih sayang... terima kasih. Doakan mama bunting dan anakmu akan lahir semibilan bulan kemudian," kata Wiwiek.
Sejak saat itu, jika hanya  mereka berdua di Villa, keduanya bukan seperti ibu dan anak, melainkan sebagai sepasang kekasih. Setiap hari mereka berpelukan, berciuman, bermesraan dan saling membelai. Setiap sabtu, suami Wiwiek pulang ke villa. Mereka pasti melakukan persetubuhan. Ya.. hanya sekali dalam seminggu. Biasanya Wiwiek akan selalu dingin, walau nafas suaminya sudah ngos-ngosan.
Sabtu pagi, biasanya suaminya pulang ke kota dan Satria berangkat senin pagi, karena dia pada senin kuliah siang. Saat itu, mereka lakukan dengan penuh kemesraan dan penuh kenikmatan.

"Sayang... rabalah perut Mama sayang. Bayimu sudah ada didalam. Sudah tiga minggu menurut dokter," kata Wiwiek senang. Satria senang sekali. Bayinya sudah tumbuh dalam rahim ibunya.
"Bayi ini, hasil kontolmu sayang," kata Wiwiek.
"Ya Ma. Mama harus menjaga anakku dengan baik," kata Satria.
"Anak kita sayang. Anak kita berdua. Ingat itu. Dan ini rahasia kita."
"Ya Ma."
"Kamu mau punya anak berapa dari mama sayang?"
"Dua Ma. Bila aku sudah tamat kuliah, mereka sudah masuk TK dan play grup. Saat aku belum berusia 40 tahun, mereka sudah sarjana, Ma."
"Ya sayang. Tapi Mama mau dientoti lagi sayang. Puasi mama sayang. Mama tak pernah puas akan kontolmu sayang."
"Ya, Ma. Kontolku akan memuaskan Mama"
Mereka bergumul dan saling memeluk, membelai, menjilat dan memberikan yang terbaik pada lawannya. Keduanya puas dan sangat menikmati hari-hari mereka. Papa Satria juga senang, karena sebentar lagi, dia mengira anaknya akan lahir. Setiap kali dia mengelus perut Wiwiek, Wiwiek tersenyum dan dari beberapa meter, Satria mencibirkan bibirnya. Wieik melihat itu.

Dua tahun kemudian, Wiwiek bunting lagi. Satria senang bukan main. Tapi kali ini, ini diapunya rencana. Dia membubuhi beberapa tetes racun ke dalam gelas papanya. Itu disaksikan oleh Wiwiek dan Wiwiek tersenyum. Setiap pulang ke Villa, Papanya ditetesi dua tiga tetes ke gelas minumnya. Terkadang bahkan dua sampai tiga akli.
Saat kandungan Wiwiek sudah tujuh bulan, Suami Wiwiek terjatuh di kantornya dan harus dibawa ke rumahsakit. Tiga hari di rumahsakit, suaminya mati.

"Ma... suamimu sudah mati," kata Satria melalui telepon saat menyetor mobilnya menuju Jakarta.
"Hahahaha... baguslah. Kamu urus kuburannya. Malam ini Mama ke Jakarta," kata Wiwiek. Wiwiek menangis sejadi-jadinya di hadapan jenazah suaminya. Semua orang terharu. Semuanya mengucapkan rasa belasungkawa. Esoknya jenazah suaminya di makamkan. Malam itu juga mereka pulang ke villa, karena dia akan tahlil bersama para karyawan di villa. Semua orang dapat mahfum.
Setiap malam seusai tahlil, Satria dan Wieiek tidur sekamar dan berpelukan dengan mesra.
"Semua orang tau, Mama sudah bunting sayang. Sekarang tak ada lagi yang menghalangi kita. Kita bebas," kata Wiwiek. Satria tersenyum.
"Kalau bayi ini sudah lahir, rahim mama harus ditutup agar tak bunting lagi," kata Satria.
"Ok sayang. Mama juga berpikiran seperti itu."
Mereka tersenyum dan sama-sama menelanjangi dirinya dan mengunci kamar tidur mereka..
Bersambung...